Selasa, 08 April 2008

Pandangan islam tentang sex


Pandangan islam tentang ghorizah
Tarbiyah Islamiyah Ghorizah dapat diartikan dengan nafsu syahwat yakni kekuatan insting atau naluri seks yang dimiliki oleh manusia. Naluri yang dimiliki laki-laki dan perempuan yang mempertemukan mereka. Dengan adanya nafsu syahwat ini maka keturunan manusia berlanjut terus menerus. Mendidik nafsu syahwat agar sesuai dengan nilai-nilai Islam merupakan suatu keniscayaan, sehingga ia menjadi nafsu yang dirahmati Allah, dengan tujuan terbentuknya sakinah, mawaddah wa rahmah dalam sebuah rumah tangga yang mampu mendidik keturunannya untuk mentaati perintah Allah swt, sehingga manusia terbebas dari perbuatan zina.

Nafsu syahwat itu adalah naluri yag terkuat di antara naluri-naluri lainnya. Ini dijelaskan oleh Allah swt dalam surat Ali Imran ayat 14 :

"Dihiasi hidup manusia dengan keinginan kepada wanita dan anak-anak, kekayaan yang melimpah dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternah dan swah ladang. Itulah kesenangan hidup manusia di dunia, dan di sisi Allah swt tempat kembali yang baik."

Nafsu syahwat ini memberikan nikmat yang tertinggi dan dia dimiliki oleh setiap manusia, terlepas dari kedudukan sosialnya, nikmat yang merata di antara nikmat manusia dan nikmat yang diingini oleh setiap manusia.

Nafsu syahwat ini pula yang merupakan nafsu seks yang dapat menjerumuskan manusia ke jurang kejahatan, seperti pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan. Pembunuhan pertama yang terjadi pada anak-anak adam dan siti hawa, sebagai bapak dan ibu manusia yang pertama, karena seks. Nafsu seks ini begitu besar bahayanya, sehingga Nabi Yusuf as sendiri tidak luput dari dorongannya, sehingga ia hampir jatuh kepada kejahatan, andai Allah swt tidak melindunginya, sebagaimana dalam surat Yusuf ayat 24 dan 25 :

"Sesungguhnya perempuan itu memang suka kepadanya dan diapun suka pula kepadanya, dan mereka (akan melakukan hubungan seks) andaikata Yusuf tidak melihat tanda dari Robbnya, begitulah Kami hindarkan kesalahan dan perbuatan keji dari padanya. Sesungguhnya dia termasuk hamba Kami yang terpilih."

Nafsu syahwat itu terbagi dua, yaitu nafsu syahwat yang tidak dirahmati Allah swt dan nafsu syahwat yang dirahmati Allah swt.

Nafsu syahwat yang tidak dirahmati Allah swt adalah nafsu liar yang menjerumuskan manusia ke dalam zina, perkosaan dan pembunuhan. Nafsu tersebut di bimbing oleh syaiton, ia akan membawa manusia kepada kemaksiatan yang dilarang dan diharamkan, nafsu tersebut antara lain :

1. Onani atau masturbasi dengan melakukan berbagai tindakan hingga menghasil orgasme.Di dalam Islam dinamakan kawin tangan, sebagaimana yang diucapkan Rasulullah saw : "Allah mengutuk orang yang kawin, bersetubuh dengan tangannya". Bagi seorang remaja yang belum sanggup untuk menikah maka solusi yang ditawarkan Islam adalah memberikan cara sublimasi energi seks, libido yaitu berpuasa ("Hai pemuda, siapa yang telah sanggup kawin, maka kawinlah, karena kawin itu lebih dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan dan siapa yang belum sanggup kawin, maka berpuasalah karena berpuasa akan mengurangi nafsu syahwa (sebagai benteng)").

2. Zina yaitu senggama di luar nikah. Semua bentuk zina dilarang oleh Allah swt sebagai mana dalam surat Al-Isra' ayat 32 ("Janganlah kamu dekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk"). Diantara bentuk zina ini adalah pacaran, berkhalwat dll.

3. Homoseks/Lesbian, yakni perbuatan untuk mendapatkan kepuasan seks dengan sesama jenis. Hal ini pernah terjadi di masa Nabi Luth as, ketika mereka tidak menghiraukan larangan tersebut, lantas Allah swt menghancurkan mereka dengan hujan batu seperti yang terdapat dalam surat Al-A'raf ayat 84 ( "Dan Kami turunkan kepada mereka hujan batu, maka perhatikanlah kesudahan orang-orang yang berdosa.")

Nafsu syahwat yang dirahmati Allah swt, melalui sebuah pernikahan yang suci yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan, kesenangan dunia dan akhirat. Nafsu yang memberikan kesenangan seks yang optimal dalam senggama yang dihalalkan karena dilakukan setelah adanya ikatan pernikahan, ia merupakan ibadah dan sangat dianjurkan oleh Islam karena merupakan sunnah Rosul-Rosul Allah swt. Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw : "Nikah itu adalah sebagian sunnahku, maka orang yang tidak mengamalkan sunnahku, dia tidak termasuk ummatku."

Pendidikan Ghorizah (Seks)

Pendidikan ghorizah menurut Islam merupakan bagian dari pendidikan akhlak, yang didasari dengan keimanan. Dengan iman yang mantap, seseorang akan rela melakukan segala perintah Allah dan RasulNya serta menghentikan segala larangannya. Pendidikan dalam cara pandang seperti ini harus diberikan dan dipahami oleh setiap muslim sedari dini.

Konsep awal dari pendidikan sex menurut Islam, yang tidak terlepas dari pendidikan Akhlak dan adab-adab Islam itu sendiri dimulai dari pengertian aurat, yaitu bagian tubuh yang wajib ditutup, tidak boleh diperhatikan dan tidak boleh pula melihat aurat orang lain. Secara anatomis, dia adalah bagian tubuh yang dapat membangkitkan nafsu sex, kemudian memisahkan tempat tidur anak pada waktu yang tepat dan menjelaskan adab-adab kesopanan di rumah ataupun diluar rumah.

Sejak kecil anak diajarkan adab-adab isti'zan dalam rumah tangga, yaitu meminta izin masuk kekamar orang tuanya. Selain itu pendidikan sex juga berarti mendidik diri agar selalu menjaga pandangan mata (ghoddul bashor), tidak bergaul bebas (ikhtilath) antara laki-laki dan perempuan, tidak berdua-duaan dengan yang bukan mahrom. Penjelaskan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang berhubungan dengan proses kejadian manusia, mulai dari nuthfah sampai terlahirnya seorang bayi perlu disampaikan dengan maksud untuk mendekatkan diri pada Allah. Dan etika kehidupan bersuami istri secara Islam baru boleh di ajarkan kepada mereka yang benar-benar akan menikah.

Islam senantiasa menyertakan keimanan dalam setiap pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan insting dan hawa nafsu.

Dari pengalaman di seluruh dunia membuktikan bahwa manusia saja tidak mampu membendung dan mendidik ghorizah/sex tanpa petunjuk Allah dan etika apapun kalau tidak didasari Iman kepada Allah tidaklah akan banyak memberi manfaat.

Jadi nafsu syahwat hanya dapat dipimpin dengan Iman, dengannya Allah akan merahmati terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, tempat pembentukan generasi Islam pilihan, sehingga manusia terselamatkan dari perbuatan-perbuatan mungkar dan nafsu syahwat yang tercela seperti o­nani, homosex/lesbian, pacaran, perzinahan dll.

Dengan pandangan Islam seperti inilah dapat membawa manusia kepada kebahagiaan diri, rumah tangga, masyarakat dan bangsa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

(Herlini | PIP PKS-ANZ | pks-anz.org)

Tidak ada komentar: