Selasa, 08 April 2008

akibat pornografi

Malapetaka Akibat Pornografi dan Pornoaksi June 24th, 2006

Akhir-akhir ini, kita telah menyaksikan berbagai aksi yang dilakukan masyarakat untuk mendesak disahkannya RUU-APP. Sikap masyarakat ini merupakan wujud rasa atas keprihatinan mereka terhadap kebobrokan moral yang selama ini kian menggerogoti akhlak masyarakat Indonesia. Akan tetapi desakan itu tidak lantas langsung berbuahkan hasil. Ada pula segelintir kelompok orang yang justru getol menolak RUU-APP tersebut. Pertanyaan kemudian adalah apakah mereka senang sekiranya akhlak bangsa Indonesia semakin rusak? Kita tentu tidak menginginkan perasaan Islami yang selama ini telah tertanam di dalam benak masyarakat Indonesia semakin rusak oleh celah kemaksiatan apa pun.

Segala kemaksiatan pastinya berujung laknat. Riset pun telah menunjukkan bahwa maraknya pornografi dan porno aksi semakin menggiring masyarakat ke ambang kerugian dan kehancuran keluarga.

Pornografi ini banyak menimbulkan tindak kriminal yang terkait dengan seks. Penelitian yang dilakukan National Law Center for Children and Families menunjukkan bukti hubungan antara bisnis seks dengan kejahatan. Di lingkungan Phoenix, lokasi bisnis seks, angka kejahatan seksual 506% lebih tinggi dibandingkan dengan di area yang tidak terdapat bisnis seks. Dr. Mary Anne Layden, direktur pendidikan, University of Pennsylvanis Health System, menyatakan: “Saya telah memberikan perlakuan terhadap pelaku dan korban kekerasan seksual selama 13 tahun. Saya belum pernah menangani satu kasus pun yang tidak diakibatkan oleh pornografi.” (Sumber: Gov., Haven Bradford. ”Child Sex Abuse: America’s Dirty Little Secret.” MS Voice for Children. 3/200).

Di Indonesia, gejala serupa juga marak dijumpai di penjuru negeri. Kejadian berikut seharusnya membuka mata semua pihak akan bahaya pornografi.

  • Di Lampung Utara, seorang kakek ditangkap Tim Buru Sergap Kepolisian Resor Lampung Utara karena disangka memperkosa keponakannya. Tersangka Zaini diringkus di rumah anaknya di kawasan Kedaton, Bandar Lampung. Belum lama berselang, pria berusia 60 tahun ini pura-pura lupa mengingat peristiwa setahun lalu. Tersangka akhirnya mengakui memperkosa remaja berusia 14 tahun itu lantaran tidak kuasa menahan berahi setelah menonton film porno. (www.liputan6.com)

  • Abdul Choir yang selama empat tahun memperkosa putrinya, sebut saja Melati. Perbuatan bejad ini sampai melahirkan dua bayi, salah satu di antaranya meninggal karena keguguran. Choir yang ditangkap Polisi Sektor Jagakarsa di Depok, Jawa Barat, awal bulan ini, tergoda rayuan iblis, setelah menontonm VCD porno dan mabuk minuman keras. (www.tv7.co.ic, 20/10/2003)

  • Gara-gara terangsang menyaksikan blue film, seorang pedagang krupuk, Imr (20), warga Gang Rulita RT I RW 7 Kelurahan Harjasari Kec. Bogor Selatan Kota Bogor diduga mencabuli gadis kecil, NH (8), warga setempat, Kamis (20/2). (www.pikiran-rakyat.com)

  • Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, seperti pemerkosaan dan pencabulan, yang terjadi di Jakarta Timur tahun 2003 meningkat dibandingkan dengan tahun 2002. Data mengenai dugaan peningkatan kasus itu hanya berdasarkan pada kasus-kasus yang terpantau pihak kepolisian lewat laporan korban. Data di unit Ruang Pelayanan Khusus (RPK) Polres Jakarta Timur, Senin (6/1) menunjukkan, jumlah kasus pemerkosaan yang terjadi antara Januari hingga akhir September lalu mencapai 24 kasus. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2002 yang hanya delapan kasus pada bulan yang sama. Sementara itu, untuk pencabulan terhadap anak-anak, tercatat 28 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2002 pada bulan yang sama, jumlah itu meningkat dua kali lipat. Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku yang sudah tertangkap, 75 persen kasus pemerkosaan dan pencabulan dilakukan akibat menonton video compact disc (VCD) porno. (Kompas, 7/10/2003).

  • Di sebuah SD di Lombok Barat, misalnya, seorang anak kelas dua SD coba diperkosa empat kawannya yang duduk di kelas empat. Di kabupaten lain pun terdapat kasus anak kelas enam mau memperkosa siswa kelas empat. ”Kasus pemerkosaan yang melibatkan pelajar ini sudah sangat memprihatinkan,” kata Kerniasih. Dari kasus-kasus yang terjadi, hampir seluruhnya bersumber pada rangsangan seksual akibat pelaku menonton tayangan porno. Ada anak yang mengaku hal itu dilakukan setelah menonton film India, ada juga karena nonton tayangan seperti goyang ngebor dan VCD porno yang beredar secara bebas. (www.Balipost.co.id/baliposcetak/2004).

Belum lagi kasus-kasus lain yang pada intinya mengandung pesan bahwa po

Tidak ada komentar: